I agree. We can view the past tourneys that each player/pair has participated in. Right now, it's all just PDF files. Can we petition for the BWF to stick to the old format?????
Yay, tomorrow MD semifinal: Alvent/Hendra vs Teo/Goh Flandy/Trikus vs Angga/Ryan Which one will be broadcast in global tv tomorrow??
I think any INA vs nonINA will be on TV court. It means Nana vs Jindapon, Hayom vs THA MS, and Alvent/AG vs Teo/Goh. It's on court 2, http://www.tournamentsoftware.com/s...6A582F-0556-423D-A054-72DB87F698B7&d=20090807
Quite frustrating to see Wifqi Windarto/Afiat Yuris Wirawan losing to the veteran scratch pairing of Flandy Limpele/Trikus Haryanto Meanwhile, the situation in MD Pratama is kinda confusing too: 1. Rizky Yanu Kresnayandi/Albert Saputra losing to Luluk/Joko -- fair enough 2. Mohd Rizky Delynugraha/Yohanes Rendy Sugiarto beating Mohd Ulinnuha/Berry Angriawan but ended up losing to Angga Pratama/Ryan Agung Saputra Not to mention Angga/Ryan also beat Edo/Lingga. 3. Christopher Rusdianto/Kevin Alexander losing early to AG/Alvent.
Flandy and Trikus had many tricks....... For Pratama...it is good news that each pair is able to beat one another...
Off topic-I believe (and hopefully).. ..BWF is still updating their database..For one, if one wants to see or check out the head-to-head record link between players, it also shows nothing. Before, they had all the head to head ranking infos.. So, yes, hopefully, this is temporary and they'll get the latest & greatest up-to-date infos up & running..
bad news.... after adit got fever yesterday, now, Hayom get fever too... hope he will get better soon, and can play in semifinal.... maybe, it's because of a long journey : australia-NZ-Jakarta with quite different climate (cold climate to hot climate). and their bodies can not adjust to the new environment quickly....
Susy/Maria won 21-19 The match will be more interesting if invite Huang Hua and Wu Dixie (ex partner of Lin Ying but not sure abt her present, no news)
Fadilah/Anggraini defeated Vita/Aprida in rubber set I think it's good news. F/A is Pratama Pelatnas player
I don't know excactly. But I have an article about them from local newspaper. I've just relized that they are from Kepri province where I'm staying now. Cita-cita Jadi Pemain Dunia Rabu, 03 Desember 2008 Pemain bulutangkis Batam Weny Anggraini (18) dan Irfan Fadhilah (18) baru saja meraih prestasi puncak akhir November lalu di Jakarta. Pasangan ganda campuran dari Klub Cahaya Bulutangkis Nusantara (CBN) Batam itu merengkuh juara pertama pada kejuraan nasional (Kejurnas). Hasil itu membuka jalan mereka untuk menjadi penghuni Pelatnas dan pemain dunia. AHMADI, Batam Pemain Klub CBN baru saja berlatih di Gedung Pusat Bulutangkis Batam (PBB) di kawasan Mukakuning, Selasa (2/12) pagi. Sebagian sudah berganti pakaian dan bersiap-siap meninggalkan tempat latihan yang memiliki delapan lapangan berkarpet itu. Di tribun penonton, Edwin Iriawan, pelatih Klub CBN, duduk tanpa mengenakan baju. Hanya mengenakan celana pendek dan sepatu. Bajunya ia kipas-kipaskan ke badannya yang berkeringat. Di sebelahnya duduk Weny Anggraini menikmati nasi goreng. Sepertinya ia suka nasi goreng. ”Lumayan,” katanya sembari tersenyum dan terus menyantap makanannya. Sementara Irfan, pasangan Weny bermain ganda campuran, ke ruang ganti berganti pakaian. Tidak lama ia muncul kembali dan bergabung dengan Weny dan pelatihnya. Mereka baru saja berlatih sekitar dua jam, sejak pukul 07.30 WIB. Latihan itu mereka lakoni setiap hari, kecuali Minggu. Karena menurut Weny, latihan adalah kunci meraih prestasi. ”Latihan, latihan, dan latihan,” kata Weny yang tertawa karena diledek Irfan yang duduk di sampingnya. Sejak kecil, remaja asal Jambi ini sudah giat berlatih. Ia mengaku sejak SD. Bakatnya itu sudah mulai terlihat sehingga ikut Porseni di sekolah dan pindah ke Jakarta untuk mengembangkan bakatnya itu. ”Soalnya di Jambi tidak ada lapangan bulutangkis,” cetus Edwin setengah menggoda Weny. Weny yang hanya tersenyum mendengar celetukan pelatihnya yang ia biasa panggil Ko itu, lalu melanjutkan ceritanya. Di Jakarta, ia bergabung dengan Klub Jaya Raya, salah satu klub besar di Jawa. Kemudian masuk pembinaan di Ragunan antara tahun 2001-2002. Namun ia sempat down. Weny tidak menyebutkan penyebabnya. Akhirnya siswa SKB Batam ini memilih pindah ke Batam. Irfan punya cerita yang juga hampir sama. Remaja asal Jakarta ini berkenalan dengan olah raga tepuk bulu itu sejak kecil. Ia diperkenalkan ayahnya yang juga suka bulutangkis. ”Sudah kenal sejak umur enam tahun dan pegang raket saat umur tujuh tahun,” kata Irfan Ia lalu masuk Klub Sinar Maria yang tak jauh dari rumahnya. Namun ia juga mengalami hal sama dengan Weny. Ia pun memilih pindah ke Batam. ”Karena bulutangkis di Batam sangat berkembang,” tegas Irfan mengenai alasan kepindahannya. Setelah bergabung di Klub CBN, Edwin yang melihat bakat mereka akhirnya memasangkan keduanya sebagai pemain ganda campuran pada tahun 2007. Alasannya, ungkap Edwin, karena feeling saja dan setelah melihat keduanya latihan. Pilihan Edwin memang tidak salah. Sejak bergabung di CBN, permainan kedua anak didiknya itu berkembang dan prestasinya menanjak. Masa-masa perkembangan itu terjadi selama tahun 2008 ini. Grafik permainan dan prestasi Weny dan Irfan terus naik. Di mulai pada Sirkuit Nasional (Sirnas) seri I di Batam mereka langsung kalah di babak pertama. Lalu pada Sirnas berikutnya mampu melewati babak pertama, babak, kedua hingga seterusnya. Lalu Sirnas di Manado, mereka masuk final, namun harus puas sebagai runner-up. Kekalahan di Manado itu memacu semangat mereka hingga pada Sirnas di Bandung, kedua pemain yang beda hobi ini berhasil meraih juara pertama. ”Jadi Sirnas di Manado itu paling berkesan, gak nyangka bisa juara. Dari situ, bisa bangkitkan semangat dan akhirnya juara di Bandung,” ujar Weni dan Irfan saling menimpali. Prestasi puncak pada tahun 2008 ini mereka raih pada Kejurnas di Jakarta akhir November lalu. Ini adalah kejurnas pertama yang mereka ikuti. Keikutsertaan pertama kali itu memompa semangat Irfan dan Weny untuk tampil maksimal. Saat di lapangan, menurut mereka, hal yang terbayang adalah bermain sebaik mungkin. Namun faktor psikologis juga sangat memengaruhi penampilan sehingga butuh dukungan. Kehadiran orang-orang tercinta dan pelatih bisa memacu semangat. ”Masuk lapangan saja senang banget. Apalagi sampai juara. Pokoknya saya main maksimal untuk Kepri,” ungkap Irfan mengenai tekadnya saat ikut kejurnas. Kala mengikuti Sirnas maupun Kejurnas lalu, pelatih menjadi orang terdekat keduanya. Namun mereka juga mengaku mengharapkan orang tua bisa hadir menyaksikan penampilannya. Itu juga yang mungkin membuat mereka tampil garang dan meraih juara pada Kejurnas lalu. ”Waktu itu pak Cahya (pemilik Klub CBN) hadir. Jadi semangat dan ingin meraih juara,” ujar Irfan. Setelah kesuksesan di kejurnas tersebut, kans mereka terbuka untuk bergabung di pelatnas. Itu adalah cita-cita keduanya saat ini. Sementara cita-cita jangka panjangnya adalah menjadi pemain dunia. Mengikuti idola mereka. Weni mengidolakan pemain ganda campuran Inggris Gail Emms, sementara Irfan mengidolakan mantan ganda putra terbaik Indonesia Sigit Budiarto. ”Kalau secara pribadi, saya suka Ricky Subagja. Dia orangnya tidak sombong,” kata Irfan sambil tersenyum. ***
Jindapon won first 21-18 Nana took second 21-11, better game plan from nana and jindapon too many ue's