[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=+2]Lin Dan Tidak Usah Dikomentari[/SIZE] [/FONT][FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Tersingkir di babak ketiga Kejuaraan Dunia XV di Madrid, Taufik Hidayat tak hanya kehilangan gelar. Reputasi pemain berusia 25 tahun ini memudar. Tapi, di Jepang Terbuka, dia menggebrak dengan melaju ke final meski akhirnya tunduk di tangan Lin Dan (Cina). [/SIZE][/FONT]
[FONT=verdana,geneva,helvetica]Taufik Hidayat, menghibur penontn.[/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Dua pemain top dunia, Bao Chunlai (nomor 3) dan Lee Chong Wei (2), menjadi korban. Banyak yang menyebut Taufik sudah kembali meski belum sepenuhnya. Taufik memberikan pendapat kepada kontributor BOLA di Tokyo, Irwandi, mengenai arti prestasi di Jepang Terbuka dan misi di Asian Games XV Doha, Qatar, Desember mendatang. [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]BOLA: Taufik, apa arti prestasi di Jepang ini? [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Taufik: Maaf, saya gagal menang, tapi saya mensyukuri bisa ke final. Mungkin karena ini turnamen pertama setelah di Madrid. Saya tetap merasa lebih puas. [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Maksudnya, untuk menepis tanggapan berbagai kalangan yang menganggap Anda sedang menurun? [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Saya akui saya gagal di Madrid, tapi sebagai pemain kan ada kalanya di atas dan ada kalanya di bawah. Saya puas karena mampu bermain baik dengan mengalahkan beberapa pemain terbaik dunia di Tokyo. [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Komentar tentang Lin Dan sendiri? [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Dia juara dunia dan pemain nomor satu dunia. Jadi enggak usah dikomentari lagi karena semua orang tahu dia pemain terbaik di dunia saat ini. [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Banyak orang yang menunggu-nunggu pertandingan final ideal ini? [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Saya juga mengharapkan pertandingan tadi sebagai partai final ideal dan menghiburkan penonton. Saya kalah di Hong Kong karena tak meneruskan pertandingan. Jadi, tentu banyak yang menunggu-nunggu. Tapi, bagi saya setiap pertandingan sama saja sebenarnya. Saya kalah, tapi sempat merebut satu gim. [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Sayang Gagal [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Anda mengalahkan dua pemain terbaik di dunia dalam perjalanan ke final. Yang mana yang paling mengesankan? [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Semuanya mengesankan. Mengalahkan Bao Chunlai cukup penting karena itu di babak pertama. Kalau kalah ya angkat koper. Menentang Lee Chong Wei di semifinal, saya menang lebih mudah dari yang saya perkirakan. Tapi tadi sempat alot juga melawan Lin Dan. Saya berusaha menang karena ini akan menjadi gelar pertama di Tokyo. Sayang memang. [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Apa target selanjutnya? [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Saya akan mencoba yang terbaik di Asian Games Doha nanti. Bahkan tahun ini AG Doha lebih berarti buat saya ketimbang Kejuaraan Dunia. AG hanya setiap empat tahun sekali dan saya ingin sekali merebut medali emas perseorangan AG setelah emas Olimpiade Ahena. [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Soal lawan-lawan di Doha? [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]AG sebenarnya tak berbeda dengan turnamen lain, minus Peter Gade dan Kenneth Jonassen. Lawan tetap sama, Cina, Malaysia, dan Korsel. Mungkin bertemu yang itu-itu juga. [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Untuk tahun depan? [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Sudah barang tentu saya harus lebih fokus lagi karena tahun depan mulai diperkenalkan Super Series. Jadi beberapa turnamen tersisa akan saya pergunakan betul-betul memperbaiki ranking. [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Anda “tersiksa” dengan ranking saat ini (34 dunia) dan tidak diunggulkan di setiap turnamen yang diikuti? [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Tidak juga karena prinsip saya "menang, menang sekalian", "kalah, kalah sekalian". Kalau mau juara ya mengalahkan semua lawan. Namun, untuk Super Series tahun depan saya harus mulai mempersiapkan diri dari sekarang karena gengsinya kan lain. [/SIZE][/FONT]
[FONT=verdana,geneva,helvetica]Taufik Hidayat, menghibur penontn.[/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Dua pemain top dunia, Bao Chunlai (nomor 3) dan Lee Chong Wei (2), menjadi korban. Banyak yang menyebut Taufik sudah kembali meski belum sepenuhnya. Taufik memberikan pendapat kepada kontributor BOLA di Tokyo, Irwandi, mengenai arti prestasi di Jepang Terbuka dan misi di Asian Games XV Doha, Qatar, Desember mendatang. [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]BOLA: Taufik, apa arti prestasi di Jepang ini? [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Taufik: Maaf, saya gagal menang, tapi saya mensyukuri bisa ke final. Mungkin karena ini turnamen pertama setelah di Madrid. Saya tetap merasa lebih puas. [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Maksudnya, untuk menepis tanggapan berbagai kalangan yang menganggap Anda sedang menurun? [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Saya akui saya gagal di Madrid, tapi sebagai pemain kan ada kalanya di atas dan ada kalanya di bawah. Saya puas karena mampu bermain baik dengan mengalahkan beberapa pemain terbaik dunia di Tokyo. [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Komentar tentang Lin Dan sendiri? [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Dia juara dunia dan pemain nomor satu dunia. Jadi enggak usah dikomentari lagi karena semua orang tahu dia pemain terbaik di dunia saat ini. [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Banyak orang yang menunggu-nunggu pertandingan final ideal ini? [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Saya juga mengharapkan pertandingan tadi sebagai partai final ideal dan menghiburkan penonton. Saya kalah di Hong Kong karena tak meneruskan pertandingan. Jadi, tentu banyak yang menunggu-nunggu. Tapi, bagi saya setiap pertandingan sama saja sebenarnya. Saya kalah, tapi sempat merebut satu gim. [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Sayang Gagal [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Anda mengalahkan dua pemain terbaik di dunia dalam perjalanan ke final. Yang mana yang paling mengesankan? [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Semuanya mengesankan. Mengalahkan Bao Chunlai cukup penting karena itu di babak pertama. Kalau kalah ya angkat koper. Menentang Lee Chong Wei di semifinal, saya menang lebih mudah dari yang saya perkirakan. Tapi tadi sempat alot juga melawan Lin Dan. Saya berusaha menang karena ini akan menjadi gelar pertama di Tokyo. Sayang memang. [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Apa target selanjutnya? [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Saya akan mencoba yang terbaik di Asian Games Doha nanti. Bahkan tahun ini AG Doha lebih berarti buat saya ketimbang Kejuaraan Dunia. AG hanya setiap empat tahun sekali dan saya ingin sekali merebut medali emas perseorangan AG setelah emas Olimpiade Ahena. [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Soal lawan-lawan di Doha? [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]AG sebenarnya tak berbeda dengan turnamen lain, minus Peter Gade dan Kenneth Jonassen. Lawan tetap sama, Cina, Malaysia, dan Korsel. Mungkin bertemu yang itu-itu juga. [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Untuk tahun depan? [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Sudah barang tentu saya harus lebih fokus lagi karena tahun depan mulai diperkenalkan Super Series. Jadi beberapa turnamen tersisa akan saya pergunakan betul-betul memperbaiki ranking. [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Anda “tersiksa” dengan ranking saat ini (34 dunia) dan tidak diunggulkan di setiap turnamen yang diikuti? [/SIZE][/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Tidak juga karena prinsip saya "menang, menang sekalian", "kalah, kalah sekalian". Kalau mau juara ya mengalahkan semua lawan. Namun, untuk Super Series tahun depan saya harus mulai mempersiapkan diri dari sekarang karena gengsinya kan lain. [/SIZE][/FONT]